Oleh Rini Wulandari, SE
Jika usia Pendidikan Aceh diukur sejak 2 september 1959, usai Presiden Soekarno meletakkan batu pertama Kota Pelajar Darussalam dan diikuti peresmian Fakultas Ekonomi sebagai fakultas pertama, maka setidaknya usianya kini menjadi 59 tahun. Usia kepala lima dalam ukuran usia manusia yang tidak lagi muda, namun telah menjelma menjadi ‘pendidikan Aceh’ yang dewasa.
Layaknya manusia, ada pasang surut ketika melewati masa merangkak, berdiri,
berjalan. Ada kalanya jatuh dan bangun, namun itu adalah dinamika yang normal.
Begitupun dengan nasib masa depan pendidikan Aceh. Kelahiran dua civitas
akademika Aceh, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan IAIN yang kini telah menjelma
menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry adalah buah manis, atau karya
besar tokoh-tokoh pendahulu Aceh di bidang pendidikan, seperti disebut
Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.