Entah karena lelah, puasa atau ketidakharmonisan mengatur makan sahur dan kerja benah rumah yang seru!, kesehatan menurun. Nyaris drastis dan harus dibayar dengan opname beberapa jam di Prince Nayef Hospital.
Was-was, karena setiap kali mengintip halaman rumah sakit manapun terbayang pandemi covid-19 yang mematikan. apalagi gejala panas demam 38 derajat disertai sakit kepala tak tertahankan membuat semua pikiran bertambah buruk.Tapi apa boleh buat, setelah semua protokol kesehatan dijalankan, dengan Bismillah, aku ketuk pintu depan ruang UGD dan setelahnya semua berjalan seperti rutinitas. Diagnosa, pasang selang infus, di tambah ekstra vitamin dan obat pereda demam dan nyeri. Maka batal-lah puasa untuk hari kedua.
Sore menjelang sirine buka, aku diperbolehkan pulang dengan catatan kunjung dokter keesokkan harinya dan titipan empat macam obat-pereda nyeri, obat sakit kepala, vitamin dan obat lambung. Begitulah setelah rutinitas sekolah libur, mengurus PTK dan DUPAK, kelelahan harus dibayar dengan bedrest. Alarm tubuh yang meng-isyaratkan kita istirahat setelah penat.
Di luar sana pandemi covid-19 masih berterusan, mencari yang rentan menjadi korban, tapi semoga dalam Ramadhan dan Id berkah 1441 hijriah, semua akan berlalu, menuju fajar Fitri yang bersih raga dan hati. Amin...

0 Komentar