Menjadi pembina upacara ternyata sebuah tantangan tersendiri dan berbeda. Berdiri di depan siswa sebagai bagian kerja rutin tetap saja merupakan sebuah "tantangan" karena menguasai kelas, memahami siswa yang berbeda "kepala" adalah sebuah amanah yang harus dijalankan. Namun berdiri didepan "teman" se-profesi plus siswa dari semua kelas dalam sebuah "ruang" yang luas ternyata memacu dan memicu adrenalin yang berbeda.Namun disanalah tantangan itu meminta perlawanan dari nyali kita, mungkin hanya dalam menit awal kita dihantui ketakutan manusiawi kita, namun dalam menit berikutnya semua menjadi hal yang biasa. Namun memulai dan mencoba di awal merupakan tantangan sesungguhnya, karena dalam sifat perfeksionis kita yang tak pernah mau salah dan gagal, kita seperti berdiri di pinggir jurang yang sebenarnya tak perlu jatuh jika kita tak berniat menjatuhkan diri, namun dengan ketakutan kita sendiri, bisa membuat kita "membunuh" diri kita sendiri.
Maka mencobalah, dan berusaha yakin, bahwa yang kita hadapi toh manusia biasa juga, tempatnya salah dan naif, dan jikalaupun kita gagal, setidaknya kita telah mencoba. Itu saja kan! Aku pasti bisa!
Tapi......
0 Komentar