Nasionalisme dan CD!

oleh rini wulandari


Sebuah CD alias compact disk, ternyata bisa "mewakili" cara membangun nasionalisme, meskipun cara tahu-nya unik. Lantaran dapat bonus CD di sebuah gerai makanan, puteri saya memilih CD merah putih dari sekian banyak CD lainnya. Menurut saya pilihannya ini  tak biasa. Apakah cara berpikir saya salah ya?.

Membuat saya merenung, barangkali ini simpul masalah mengapa anak-anak tak menyukai lagu-lagu kebangsaannya sendiri, tak kenal lagu kanak-kanaknya sendiri, karena Ibu Sud, Papa T. Bob  dan lainnya sudah absen menulis lagu. Produser juga ogah membuat album anak-anak walaupun cuma kompilasi, mungkin karena pasarnya "kering" dari fulus, apalagi lagu-lagu bertema nasionalisme.

Begitulah nasib lagu-lagu bercorak nasionalisme, tapi kalau nggak dibangun dengan cara sederhana sekalipun, walaupun dari sekeping CD bonusan maka tak akan pernah sampai dan melekat di hati. Bagaimana mau bangun Indonesia Baru dan Aceh Baru jika rasa nasionalisme-nya lembek seperti benang basah?

Posting Komentar

0 Komentar