by rini wulandari
Biasanya pagi-pagi sudah bersiap zooming-berpose di depan layar, bertemu muka dengan "teman" guru dari banyak pelosok Indonesia. Dan setelah lebih kurang tiga bulan semuanya berakhir. Ada rasa penasaran bagaimana tepatnya nasib mereka. Semoga tak ada yang lolos, tapi lulus. Tentu saja, karena perjuangan tak kenal lelah, siang malam, menjelajah ruang mencari sinyal penuh, adalah perjuangan yang dialami sebagian mereka di "perang" PPG kemarin.
Semuanya untuk mengasah ketajaman intuisi, inisiatif, kepekaan, kepedulian dan kapasitas agar lebih baik lagi demi anak-anak didik kita. Mereka membutuhkan pendidik yang tidak hanya pintar, tapi juga cerdas nurani.
Sekolah bukan untuk menakuti anak didik, tapi sekolah adalah rumah kedua, dengan orang tua kedua yang tentu saja disisipi harapan para anak didik, mereka akan sama baik atau lebih baik dari orang tuanya di rumah dalam membekali mereka dengan ilmu tentang apa saja.
Kini semuanya sudah berlalu, jalinan silaturrahim semoga masih tersambung, minimal sekedar berbagi cerita, apa yang baru dalam dunia sekolah mereka?. Apakah semuanya makin baik, semogalah pengalaman berat mereka, perjuangan mereka yang tak pernah berhenti selama pandemi, akan menjadi penempa semangat, penguat hati untuk selalu menjadi yang tebaik, buat diri sendiri, dan tentu saja buat anak-anak didik yang kita cintai.
Selalu semangat, pantang menyerah.
Semoga resolusi di tahun 2021 mendatang , lebih bersinar, lebih menginspirasi hidup kita. amin, semoga.