oleh rini wulandari-gurusiswadankita
Siswa siswiku yang hebat!
Pembelajaran abad 21 mengharapkan kalian sebagai generasi emas pembangun negeri ini bukan hanya untuk belajar dan mencari ilmu sebanyak mungkin. Tapi juga dapat menerapkan kelak ilmu yang diperoleh dalam dunia kerja yang mungkin akan membawa perubahan bagi hidupmu.
Memang jika mendengar kata dunia kerja adalah sesuatu yang sangat menarik di era ini. Begitu banyak anak muda tergiur di dalamnya. Bahkan mereka yang sudah terjun, berbagi dengan lainnya untuk berlomba menjadi bagian dari dunia kerja tersebut. Salah satunya bergerak dibidang usaha jasa. Usaha ini sangat simple kegiatannya sehingga modal yang dibutuhkan juga tidak banyak. Jika kamu pinter memanagenya, so pasti kamu akan menjadi seorang pengusaha sukses.
Tapi Siswa siswiku yang hebat!
Membangun usaha bukan sekedar bekerja, mendapatkan uang, lalu menghabiskannya. Kamu juga harus belajar dan tahu bagaimana memanage/mengelola (nah! kan ini yang dibicarakan tadi) usaha termasuk pembukuannya, agar kamu tahu perkembangan harta dan modal, termasuk jika usaha kamu punya utang. Agar pembukuan keuangan usaha lancar, maka usaha tersebut harus bergerak dengan mengikuti Siklus Akuntansi namanya. Agar lebih jelas lagi, yuk kita simak tentang pembelajaran ini
Pembelajaran abad 21 mengharapkan kalian sebagai generasi emas pembangun negeri ini bukan hanya untuk belajar dan mencari ilmu sebanyak mungkin. Tapi juga dapat menerapkan kelak ilmu yang diperoleh dalam dunia kerja yang mungkin akan membawa perubahan bagi hidupmu.
Memang jika mendengar kata dunia kerja adalah sesuatu yang sangat menarik di era ini. Begitu banyak anak muda tergiur di dalamnya. Bahkan mereka yang sudah terjun, berbagi dengan lainnya untuk berlomba menjadi bagian dari dunia kerja tersebut. Salah satunya bergerak dibidang usaha jasa. Usaha ini sangat simple kegiatannya sehingga modal yang dibutuhkan juga tidak banyak. Jika kamu pinter memanagenya, so pasti kamu akan menjadi seorang pengusaha sukses.
Tapi Siswa siswiku yang hebat!
Membangun usaha bukan sekedar bekerja, mendapatkan uang, lalu menghabiskannya. Kamu juga harus belajar dan tahu bagaimana memanage/mengelola (nah! kan ini yang dibicarakan tadi) usaha termasuk pembukuannya, agar kamu tahu perkembangan harta dan modal, termasuk jika usaha kamu punya utang. Agar pembukuan keuangan usaha lancar, maka usaha tersebut harus bergerak dengan mengikuti Siklus Akuntansi namanya. Agar lebih jelas lagi, yuk kita simak tentang pembelajaran ini
Siklus akuntansi perusahaan adalah proses membuat laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode tertentu. Pada umumnya siklus akuntansi selalu dimulai dari transaksi sampai pada pembuatan laporan keuangan perusahaan yang dilanjutkan dengan adanya saldo yang ditutup dengan jurnal penutup atau sampai pada jurnal pembalik.
Supaya lebih jelas, maka dibawah ini adalah gambaran siklus akuntansi pada perusahaan jasa.
Supaya lebih jelas, maka dibawah ini adalah gambaran siklus akuntansi pada perusahaan jasa.
Pada pembahasan ini kita akan fokuskan pada Transaksi, dan dokumen transaksi ya……..
Berdasarkan siklus di atas, maka pertama tama kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu Transaksi Keuangan. Transaksi keuangan merupakan kegiatan atau kejadian ekonomi yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dan transaksi ini merupakan sumber pencatatan akuntansi. Akibat dari suatu transaksi langsung pengaruhnya dapat ditunjukkan dalam posisi keuangan (neraca) atau pencatatan ke dalam persamaan akuntansi. Dalam praktik yang sesungguhnya hal semacam itu tidak bisa dilakukan, sebab selain transaksi keuangan yang terjadi cukup banyak, laporan keuangan juga tidak diperlukan setiap kali terjadi transaksi.
Pencatatan Transaksi keuangan haruslah berdasarkan pada Dokumen/Bukti transaksi Menurut Mulyadi (1993:45), ditinjau dari pengolahan data akuntansi, dokumen transaksi digolongkan menjadi dua macam:
1. Dokumen sumber (source document).
Dokumen sumber adalah dokumen yang dipakai sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal atau buku pembantu, contohnya dokumen yang digunakan untuk merekam transaksi penjualan terdiri dari faktur penjualan, yang merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal penjualan dan kartu piutang, yang dilampiri dengan surat order pengiriman, laporan pengiriman barang, dan surat muat (bill of lading) sebagai dokumen pendukung faktur penjualan tersebut
2. Dokumen pendukung (supporting document).
Dokumen pendukung adalah dokumen yang melampiri dokumen sumber sebagai bukti sahnya transaksi yang direkam dalam dokumen sumber. Dokumen pendukung ini berfungsi untuk membuktikan sahnya transaksi penjualan yang direkam dalam faktur penjualan. Surat order pengiriman membuktikan bahwa transaksi penjualan tersebut telah disetujui oleh bagian order penjualan. Laporan pengiriman barang membuktikan telah dilaksanakannya pengiriman barang kepada pembeli sesuai dengan perintah yang tercantum dalam surat order pengiriman, sedangkan surat muat membuktikan telah diserahkannya barang kepadaperusahaan angkutan umum dalam pelaksanaan pengiriman barang kepada pembeli.
Dokumen sumber pencatatan akuntansi berupa bukti transaksi, dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bukti transaksi intern
adalah bukti pencatatan yang dibuat perusahaan untuk kepentingan perusahaan sendiri dan tidak berhubungan dengan pihak luar perusahaan, biasanya berupa memo. Misalnya: penaksiran kerugian piutang, pembebanan biaya yang dibayar di muka, penyusutan aktiva tetap, pemakaian perlengkapan, penggunaan bahan baku, pengambilan barang, dan sebagainya.
2. Bukti transaksi ekstern
adalah bukti pencatatan yang terjadi antara perusahaan dengan pihak di luar perusahaan. Misalnya: faktur, nota, cek, kuitansi, dan sebagainya.
Berdasarkan siklus di atas, maka pertama tama kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu Transaksi Keuangan. Transaksi keuangan merupakan kegiatan atau kejadian ekonomi yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dan transaksi ini merupakan sumber pencatatan akuntansi. Akibat dari suatu transaksi langsung pengaruhnya dapat ditunjukkan dalam posisi keuangan (neraca) atau pencatatan ke dalam persamaan akuntansi. Dalam praktik yang sesungguhnya hal semacam itu tidak bisa dilakukan, sebab selain transaksi keuangan yang terjadi cukup banyak, laporan keuangan juga tidak diperlukan setiap kali terjadi transaksi.
Pencatatan Transaksi keuangan haruslah berdasarkan pada Dokumen/Bukti transaksi Menurut Mulyadi (1993:45), ditinjau dari pengolahan data akuntansi, dokumen transaksi digolongkan menjadi dua macam:
1. Dokumen sumber (source document).
Dokumen sumber adalah dokumen yang dipakai sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal atau buku pembantu, contohnya dokumen yang digunakan untuk merekam transaksi penjualan terdiri dari faktur penjualan, yang merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal penjualan dan kartu piutang, yang dilampiri dengan surat order pengiriman, laporan pengiriman barang, dan surat muat (bill of lading) sebagai dokumen pendukung faktur penjualan tersebut
2. Dokumen pendukung (supporting document).
Dokumen pendukung adalah dokumen yang melampiri dokumen sumber sebagai bukti sahnya transaksi yang direkam dalam dokumen sumber. Dokumen pendukung ini berfungsi untuk membuktikan sahnya transaksi penjualan yang direkam dalam faktur penjualan. Surat order pengiriman membuktikan bahwa transaksi penjualan tersebut telah disetujui oleh bagian order penjualan. Laporan pengiriman barang membuktikan telah dilaksanakannya pengiriman barang kepada pembeli sesuai dengan perintah yang tercantum dalam surat order pengiriman, sedangkan surat muat membuktikan telah diserahkannya barang kepadaperusahaan angkutan umum dalam pelaksanaan pengiriman barang kepada pembeli.
Dokumen sumber pencatatan akuntansi berupa bukti transaksi, dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bukti transaksi intern
adalah bukti pencatatan yang dibuat perusahaan untuk kepentingan perusahaan sendiri dan tidak berhubungan dengan pihak luar perusahaan, biasanya berupa memo. Misalnya: penaksiran kerugian piutang, pembebanan biaya yang dibayar di muka, penyusutan aktiva tetap, pemakaian perlengkapan, penggunaan bahan baku, pengambilan barang, dan sebagainya.
2. Bukti transaksi ekstern
adalah bukti pencatatan yang terjadi antara perusahaan dengan pihak di luar perusahaan. Misalnya: faktur, nota, cek, kuitansi, dan sebagainya.
MACAM-MACAM BUKTI TRANSAKSI
a. Kuitansi
Adalah bukti transaki yang ditandatangani langsung oleh pihak yang menerima pembayaran (penjual jasa/barang). Setiap kuitansi yang telah disetujui harus diberi materai sesuai peraturan yang berlaku. Lembar aslinya dapat disimpan oleh pihak pembayar (konsumen) sedangkan pihak satunya hanya memegang tembusannya/bagian potongannya.
b. Nota Kontan
Adalah bukti transaksi yang dikeluarkan oleh pihak penjual dan diberikan kepada pihak pembeli atas transaksi secara tunai. Nota kontan yang asli dipegang oleh pembeli, sedangkan tembusannya disimpan penjual
c. Faktur
Adalah bukti transaksi secara kredit yang ditandatangani oleh kedua pihak. Bagian aslinya dipegang oleh penjual sebagai bukti saat penagihan utang. Sedangkan tembusannya dipegang oleh pembeli.
d. Nota Kredit
Adalah surat bukti terjadinya pengurangan utang/piutang karena adanya pengembalian barang atau terjadi penurunan harga karena terjadinya kerusakan/tidak sesuai dengan pesanan. Nota kredit dikeluarkan serta ditandatangani oleh penjual. Lembar aslinya diberikan kepada pembeli.
e. Nota Debit
c. Faktur
Adalah bukti transaksi secara kredit yang ditandatangani oleh kedua pihak. Bagian aslinya dipegang oleh penjual sebagai bukti saat penagihan utang. Sedangkan tembusannya dipegang oleh pembeli.
d. Nota Kredit
Adalah surat bukti terjadinya pengurangan utang/piutang karena adanya pengembalian barang atau terjadi penurunan harga karena terjadinya kerusakan/tidak sesuai dengan pesanan. Nota kredit dikeluarkan serta ditandatangani oleh penjual. Lembar aslinya diberikan kepada pembeli.
e. Nota Debit
Merupakan tanda penambahan utang pembeli. Nota ini diberikan kepada pembeli sebagai pemilik utang. Pemilik utang memegang lembar aslinya, sedangkan salinannya dipegang oleh penjual/pemilik piutang
f. Cek
adalah kertas yang berisi tanda untuk mengambi luang pada pihak bank sejumlah nilai
yang tercantum di cek. Cek tersebut digunakan untuk membayar kepada pihak lain dengan jumlah yang cukup besar. Maka dari itu, pihak penerima cek harus mengambil uangnya sendiri. Sedangkan pihak pemberi cek berarti telah menyelesaikan transaksinya. Lembar aslinya dipegang oleh penerima cek untuk kemudian dibawa ke bank, sedangkan potongannya dipegang oleh pemberi cek
adalah kertas yang berisi tanda untuk mengambi luang pada pihak bank sejumlah nilai
yang tercantum di cek. Cek tersebut digunakan untuk membayar kepada pihak lain dengan jumlah yang cukup besar. Maka dari itu, pihak penerima cek harus mengambil uangnya sendiri. Sedangkan pihak pemberi cek berarti telah menyelesaikan transaksinya. Lembar aslinya dipegang oleh penerima cek untuk kemudian dibawa ke bank, sedangkan potongannya dipegang oleh pemberi cek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar