rini wulandari-gurusiswadankita
Sebenarnya niat awal cuma mau menjelaskan tentang efek covid terhadap sosial ekonomi dan budaya sekaligus, tapi biar lebih simpel ditulis saja sosekbudcovid. Singkatan mungkin lebih menggugah minat baca, karena bikin penasaran pembaca. Plus karena kepikiran setelah tak sengaja menonton infotainment blusukan Baim Wong selama covid yang katanya tanpa skript dan tanpa reka adegan hanya untuk menambah subsribe dan like.
Sisi sosial masa covid19, sudah pasti terganggu, meski ujungnya dari urusan ekonomi, duit kantong tipis, membuat urung niat belanja, dan itu berarti keinginan atas sesuatu tertunda bahkan batal sekalian. Akibat sosial bagi banyak orang bahkan ada yang nekat bundir, maling (tidak berlaku untuk yang biasa korup) karena covid nggak covid tetap saja mencuri. Beberapa menjadi tidak peduli sesama karena urusan perut sendiri sulit, tapi beberapa orang yang punya berkah lebih berbagi.
Soal berbagi, entah kenapa infotaiment yang memuat blusukan Baim Wong selalu menarik, bisa jadi karena selain mata, hati juga ikut baper-terbawa perasaan. Bisa jadi banyak orang bermimpi bisa seperti dia, membantu banyak orang. Karena membantu memang mengasyikkan dan tak harus menunggu kaya, bahkan senyuman atau seperti kata Nabi, dengan sebutir kurma sekalipun ada zarah pahala yang mengalir ke dalam jiwa dan hati kita. Maka berbuat baik tak harus menunggu waktu bisa kapan saja, di mana saja dan kepada siapa saja.
Selain itu, sebenarnya ada perasaan gundah yang lain, sewaktu memikirkan kebiasaan anak-anak main gawai selama covid-19, apakah bisa jadi candu?. Barangkali 50 persen dari anak-anak kita akan tergoda gawai karena ternyata bisa menemukan hal-hal aneh yang tak pernah dilihatnya langsung di dunia nyata dan ini bahaya dampak budcovid-19.
Maka kerja orang tua, guru dan kita semua menjadi ekstra, untuk mengingatkan anak-anak kita, mana batas boleh dan mana yang tidak, kalau kita cuek, maka habislah generasi kita dimakan waktu dan gawai selama covid. jadi pandemi covid19, bukan cuma memakan korban pesakitan, tapi juga para candu gawai yang baru, yaitu anak-anak kita. Waspadalah!!!

0 Komentar